Hari ini aku menulis sebuah tulisan tentang disiplin waktu. Setiap kali pertemuan dengan guru aku sempatkan untuk selalu memberikan motivasi dan mencoba untuk memberikan contoh ketepatan waktu. Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Memberikan pengarahan sampai memanggil guru yang terlambat sudah dilakukan, tapi semua kembali kepada guru tersebut karena masing-masing guru sudah membawa karakternya masing-masing. Apakah bisa berubah?..... kita akan lihat....
di tulisan ku sebelumnya aku menulis sebuah cerita bahwa sekolah kedatangan tamu orang tua yang sangat menghargai waktu dan sampai mempertanyakan apakah guru-guru sudah melaksanakan visi misi sekolah....jelb...maksudnya: jleb.... benar juga.... good point. Idealnya semua guru dan staff sudah mengaplikasikan karakter kebudiluhuran tetapi tidak semua tumbuh berbarengan akan ada selalu ilalang yang menghambat pertumbuhan tanaman walaupun kita sudah siram setiap hari. Ketika aturan tidak dipatuhi terutama waktu, maka masalah akan muncul.
Jika saja aku harus memanggil guru yang terlambat, berapa waktu yang harus digunakan untuk memanggil guru tersebut, setiap hari pasti selalu saja ada yang terlambat. Jika guru terlambat dia akan buru-buru berlari itu masih normal ''artinya'' guru tersebut masih menghargai detik-detik terakhir dan malu datang terlambat. Tapi jika ada guru yang datang terlambat tapi tetap jalan santai melenggang ke dalam kelas, seolah-olah tidak terjadi apa-apa... itu menjadi pertanyaan besar apakah dia seorang guru sejati atau hanya ingin bekerja seperti melakukan pekerjaan lainnya selain pendidik.
Mungkin targetku terlalu 'muluk-muluk' bahwa semua guru tidak ada yang terlambat datang pada pagi hari, guru datang 5 menit sebelum meeting di mulai, acara sudah siap dan guru sudah datang 30 menit sebelum acara besar dilaksanakan... mungkin juga... tapi semua berawal dari mimpi. Jika sekolah lain bisa, maka sekolah inipun BISA.
Kepala sekolah adalah motornya, maka motor harus tetap bergerak maju dan dinamis terus belajar, mencoba cara-cara baru yang kreatif dan segar.
Melalui tulisan ini semoga kita bisa terus menghargai waktu, karena waktu tidak pernah bisa diulangi kembali. Mengisi waktu dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, mengisi waktu dengan berkarya.
di tulisan ku sebelumnya aku menulis sebuah cerita bahwa sekolah kedatangan tamu orang tua yang sangat menghargai waktu dan sampai mempertanyakan apakah guru-guru sudah melaksanakan visi misi sekolah....jelb...maksudnya: jleb.... benar juga.... good point. Idealnya semua guru dan staff sudah mengaplikasikan karakter kebudiluhuran tetapi tidak semua tumbuh berbarengan akan ada selalu ilalang yang menghambat pertumbuhan tanaman walaupun kita sudah siram setiap hari. Ketika aturan tidak dipatuhi terutama waktu, maka masalah akan muncul.
Jika saja aku harus memanggil guru yang terlambat, berapa waktu yang harus digunakan untuk memanggil guru tersebut, setiap hari pasti selalu saja ada yang terlambat. Jika guru terlambat dia akan buru-buru berlari itu masih normal ''artinya'' guru tersebut masih menghargai detik-detik terakhir dan malu datang terlambat. Tapi jika ada guru yang datang terlambat tapi tetap jalan santai melenggang ke dalam kelas, seolah-olah tidak terjadi apa-apa... itu menjadi pertanyaan besar apakah dia seorang guru sejati atau hanya ingin bekerja seperti melakukan pekerjaan lainnya selain pendidik.
Mungkin targetku terlalu 'muluk-muluk' bahwa semua guru tidak ada yang terlambat datang pada pagi hari, guru datang 5 menit sebelum meeting di mulai, acara sudah siap dan guru sudah datang 30 menit sebelum acara besar dilaksanakan... mungkin juga... tapi semua berawal dari mimpi. Jika sekolah lain bisa, maka sekolah inipun BISA.
Kepala sekolah adalah motornya, maka motor harus tetap bergerak maju dan dinamis terus belajar, mencoba cara-cara baru yang kreatif dan segar.
Melalui tulisan ini semoga kita bisa terus menghargai waktu, karena waktu tidak pernah bisa diulangi kembali. Mengisi waktu dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, mengisi waktu dengan berkarya.
Komentar
Posting Komentar